Intan dan Tanjung Lesung

Intan dan Tanjung Lesung
Pantai

Senin, 30 April 2018

Wanita Idaman dan Pria Impian

Wanita Idaman dan Pria Impian

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata "Wanita Idaman" dan "Pria Impian"?

Setiap orang tentu punya skala tersendiri perihal wanita idaman dan pria impiannya. Makanya, idaman dan impian ini sebenarnya relatif, sangat relatif.

Tapi untuk kali ini, saya akan bercerita tentang hal umum yang biasa terjadi di sekitar kita.

Yang akan saya bahas terlebih dahulu adalah perihal wanita idaman. Lalu, ingatan saya kembali menuju 2015 lalu, pada sebuah percakapan dua orang teman laki-laki dan perempuan yang sedang melakukan sebuah obrolan sekilas.

Keduanya sebaya dan memiliki umur yang sama. Status perempuan saat itu sudah bertunangan, dan teman laki-lakinya masih single atau yang sering kita bilang jomblo.

"Perempuan idamanmu itu yang kayak gimana sih? Jangan kebanyakan milih ah" kata si perempuan pada teman laki-lakinya itu. (Entahlah apa yang terbesit di pikiran si perempuan sehingga bisa langsung menganggap bahwa temannya terkesan memilih-milih, menurut saya ini adalah jenis pertanyaan yang cukup menghakimi)

(Skip dulu pendapat saya mengenai perempuan itu) Lalu temannya menjawab "Yang kayak Raisa" (Baiklah... untung waktu itu Raisa belom ketemu Hamish, jadi masih bisalah jomblo-jomblo itu ngarep banyak.... hehe... peace!). Tapi nyatanya, bukan laki-laki tersebut saja yang punya ukuran wanita idamannya adalah Raisa. Bahkan, sebagian besar laki-laki di Indonesia punya ukuran wanita idaman yang sama saat itu. Nggak heran kalau ada istilah "Harta, Tahta, dan Raisa" yang sempat populer di zamannya.

Ok, kalau kita telusuri, jika sebagian besar laki-laki punya takaran wanita idamannya seperti Raisa, tentu kita bisa mengira-ngira bahwa wanita idaman adalah cantik, berbakat, dan.... hah?? bersuara emas? (kebayang nggak? kalau semua perempuan Indonesia (dipaksa) untuk bersuara emas?)

Tapi ayo kita ambil secara umumnya, mungkin "Cantik" (seperti Raisa) adalah hal yang menjadi takaran utama untuk menjadi wanita idaman bagi sebagian besar laki-laki di luar sana.

Untuk para laki-laki yang memang demikian, sebenarnya tidak salah sih, karena biar bagaimanapun laki-laki adalah makhluk visual yang menjadikan penampilan sebagai hal yang menurutnya penting.

Tapi, pernah nggak kalian berpikir bahwa waktu kita di dunia ini berjalan begitu cepat. Seketika, wajah yang cantik itu bisa saja kendur, keriput, menua pada waktunya. Jika sudah begitu, apa lagi yang kau harapkan dari wanita yang dulu kau idam-idamkan itu? Yuk pikirkan ulang.

Dari wanita idaman, mari kita menyeberang pada sosok pria impian. Kali ini saya akan bercerita tentang seorang wanita yang ditanya "Emang kamu mau laki-laki yang gimana sih?."

Lalu perempuan itu menjawab "Yang mapan, yah... minimal dia punya penghasilan tetap (sekian) juta tiap bulan,"

Sebenarnya tidak salah sih jika materi menjadi hal yang penting bagi perempuan. Sebab, itu menjadi bagian dari perencanaan masa depannya.

Tapi, bukankah roda kehidupan bisa berputar kapan saja? pria impianmu yang dulu tergolong mapan, bukan tidak mungkin tiba-tiba ada masalah pekerjaan yang bisa mengganggu keuangan. Lalu, apa yang kau harapkan jika pria impianmu itu tak lagi beruang? Yuk coba renungkan.

Cantik dan mapan memang merupakan dambaan setiap orang. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih penting dari itu. Yang mungkin bisa tetap menjadi teman hidupmu sampai tua dan saat roda kehidupan berputar ke bawah.

"Teman diskusi", wanita idaman dan pria impian sebenarnya adalah sosok yang bisa kau ajak berdiskusi bersama, sharing ilmu yang kalian punya, bertukar pikiran, kawan untuk mengobrol yang menenangkan dan teman bercandamu untuk tetap tertawa.

Kenapa demikian?

Karena saat tua, saat kalian sudah tak lagi bekerja dan menikmati hari-hari pensiun bersama, hal yang bisa kalian lakukan adalah mengobrol bersama pasangan yang kau cinta, bukan lagi menatap tirusnya wajah yang (sempat) kau idamkan itu.

Karena saat roda kehidupan bergerak ke bawah, yang bisa kalian lakukan sebagai pasangan adalah berdiskusi untuk memecahkan masalahnya bersama. Jika tak bisa berdiskusi, apa kau masih mengandalkan pria impian yang kau bilang (dulunya) mapan itu?

Selain itu ada juga hal yang harus kau tulis dalam daftar wanita idaman dan pria impian. "Sosok yang mengingatkanmu pada agama dan kebaikan".

itu...

Ini pendapatku, bagaimana menurutmu?